Sabtu, 18 Januari 2014
Kelasnya Manusia
“Kelasnya Manusia”
by Munif Chatib dan Irma Nurul Fatimah
Buku berwarna Hijau Keuningan dengan ketebalan 141 halaman ini sangat menarik utnuk dibaca. Buku ini sangat saya rekomendasikan bagi para pemilik sekolah, kepala sekolah, guru-guru, calon guru, maupun kawan2 yang ingin memiliki sekolah, dan siapapun anda yang terlibat secara langsung dalam pembelajaran di sekolah. Hanya butuh waktu beberapa jam saja untuk menyelesaikan membaca buku ini karena di dalamnya diceritakan dengan bahasa yang mudah dipahami dan yang tak kalah penting adalah tampilan yang sangat menarik dari buku tersebut. Baik dalam tulisan ini saya akan mencoba untuk bebragi sedikit ilmu yang saya peroleh dari buku tersebut, semoga bermanfaat.
Secara umum, Buku ini memberikan gambaran tentang bagaimana cara mengelola ruang kelas dengan baik agar proses belajar mengajar siswa dapat berlangsung secara optimal dan lebih bermakna. Pada bagian awal disampaikan bahwa otak manusia membutuhkan stimulus untuk belajar. Dalam belajar perlu adanya “sesuatu yang menarik” otak kita. Dengan adanya ketertarikan tersebut maka otak kita akan lebih nyaman dalam belajar. Layaknya makan, kita akan lebih berselera makan ketika berada di tempat yang nyaman dan juga dengan penataan makanan yang cantik, begitu juga dengan belajar. Saat kita belajar kita akan lebih tertarik untuk belajar ketika suasana mendukung dan ada “sesuatu” yang menarik perhatian otak kita.
Display Kelas atau penataan ruang kelas dan seisinya menjadi bagian penting dalam sebuah proses pembelajaran (termasuk dalam salah satu keterampilan yang harus dimmiliki guru yaitu manajemen kelas). Kreativitas dan ketekunan dari seorang guru sangat dituntut dalam menjaga display kelas sebagai assisten pribadinya dalam proses pembelajaran.
Kelasnya Manusia tak hanya terbatas kepada ruangan berukuran 7x7 atau 8x8 m dengan berbagai isi yang ada di dalamnya. Kelasnya Manusia memberikan alam semesta sebagai sebuah kelas yang akan dapat membelajarkan siswa. Lao-Tzu, seorang filsuf china mengatakan “The reality of the building does not consist in the roof and walls, but in the space within to be livedin.” Jadi, sebagai seorang guru jangan pernah membatasi proses pembelajaran hanya dalam sebuah ruangan berukuran 7x7 m saja, biarkan alam semesta ini menjadi wahana belajar bagi anak. Dalam buku ini dituliskan
“Penjara yang paling kejam bukanlah Alcatraz atau Guantanamo, melainkan sebuah ruangan berukuran 7x7 meter persegi berisi sekitar 40 anak, yang sejak pagi hingga sore mendapatkan materi kognitif menjenuhkan. Dan, ruangan itu bernama KELAS”.
Ruang kelas, bukanlah sebuah penjara yang membelenggu aktivitas anak dan membuat mereka cepat bosan.Oleh karenanya penataan ruang kelas menjadi wajib hukumnya guna menciptakan ruang kelas yang menyenangkan.Kreatifitas guru dituntut untuk ikut serta sebagai seorang desainer interior yang handal menyulap kelas agar lebih menyenangkan. Namun juga jangan melupakan syarat-syarat utama dalam mendesain kelas yaitu: Keluasan pandangan, aksesibilitas, fleksibilitas, kenyamanan serta keindahan. Formasi bangku juga menjadi pentiing guna mendukung proses pembelajaran. Formasi di susun sesuai dengan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Mind Map materi ajar, tokoh tokoh menginspirasi, karakter-karakter baik, tema-tema sesuai materi bisa menjadi bahan display di kelas. Display kelas memang menuntut guru untuk bekerja lebih ekstra dengan berbagai kreatifitasnya, namun tenanglah karena itu bisa dilakukan dengan mudah jika dapat saling bekerjasama dengan guru lain, kepala sekolah, desainer, karyawan dan juga SISWA itu sendiri. Suatu kebanggaan ketika siswa dapat membantu menata display kelas dan karyanya ada di kelasnya. Mungkin tidak mudah, tapi memang perjuangan itu butuh usaha dan kerja keras.
Senin, 03 Desember 2012
RPP Terpadu
Selasa, 20 November 2012
Mengukir Prestasi di Sulawesi
Sabtu, 07 Januari 2012
Kejernihan Merombak Kabinet
Belum lama ini ada sebuah isu yang cukup menghebohkan dunia politik di Indonesia. Tak lepas dari berbagai kondisi kehidupan dunia politik yang ada di Indonesia ini. Setelah adanya kasus Gayus membuat masyarakat semakin resah akan adanya berbagai penyimpangan yang mungkin terjadi di ‘atas’. Oleh karena itu, melihat kenyataan yang sudah begitu ‘semrawut’ para anggota dewan mengajukan hak angket mafia pajak. Dan akhirnya hank angket mafia pajak urung direalisasikan karena kalah suara dalam voting yang dilakukan. Ada yang sangat menarik dan mengejutkan dalam voting tersebut, Golkar dan PKS memilih untuk menyetujui adanya hak angket. Hal itu berarti kedua anggota koalisi itu berseberangan dengan pemerintah, padahal golkar adalah koalisi terkuat pemerintah.
Sebagi anggota koalisi, seharusnya mereka selalu mendukung segala hal yang menjadi kebijakan pemerintah. Tapi kali ini mereka justru bertentangan dengan pemerintah sebagai anggota koalisi mereka. Tentu saja hal itu langsung mendapat reaksi adaptif dari Partai Demokrat. Berhembus isu akan adanya reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu jilid II. Partai Demokrat terindikasi ingin menggatikan posisi menteri-mentri dalam kabinet yang berasal dari Partai Golkar dan PKS. Hal ini mengindikasikan bahwa koalisi terancam pecah. Ketika Partai Golkar dan PKS memilih untuk berseberangan dengan pemerintah, itu menunjukan adanya ketidak serasian dari makna koalisi itu sendiri. Mereka lebih memilih menyuarakan apa yang menjadi pemikiran merekadaripada mempertahankan perjanjian koalisi mereka dengan pemerintah. Banyak menteri-menteri yang berasal dari Partai Golkar dan PKS. Jika memang akan ada reshuffle kabinet dan banyak dari menteri yang berasal dari Partai Golkar dan PKS yang kemudian digantikan. Memang itu merupakan sebuah konsekuensi yang harus diterima.
Memang harus diakui jika yang namanya koalisi seharusnya selalu mendukung anggota koalisi yang lainnya. Akan tetapi, ketika anggota lain itu berada pada jalur yang salah apakah harus tetap didukung? Ibarat sebuah sepeda, agar dapat berjalan dengan baik, semua bagian dari sepeda tersebut harus bisa berfungsi sebagaiman mestinya. Jika ada yang tidak berfungsi atau rusak maka harus diperbaiki terlebih dahulu, jika tidak bisa diperbaiki maka bagian tersebut harus diganti, karena jika tidak diganti sepeda tersebut mungkin tidak bisa berjalan dengan baik atau bahkan malah tidak bisa berjalan sama sekali. Itulah perumpamaan dari koalisi pemerintah, anggota koalisi merupakan bagian yang tak terpisahkan. Jika ada anggota yang tak sejalan sudah seharusnya diingatkan tapi jika memang sudah tak bisa diingatkan apa boleh buat, perlu dicari anggota baru yang sejalan. Karena suatu pemerintahan jika memiliki berbagai pandangan dan tafsiran yang bertentangan yang berbeda akan sulit untuk mencapai tujuan bersama.
Meskipun baru berjalan kurang lebih 2 tahun, bisa saja koalisi pemerintahan benar-benar akan pecah, tak peduli Golkar adalah koalisi terkuat pemerintah. Mungkin saja Golkar justru akan menjadi oposisi pemerintah. Pasalnya, tak hanya kali ini Golkar dan PKS bersuara lantang berseberangan dengan pemerintah. Golkar dan PKS termasuk 2 partai yang dalam pemilu 2009 kemarin memiliki suara yang cukup besar, jadi tak heran jika mereka berani bersuara menyuarakan apa yang seharusnya disuarakan. Dalam kondisi seperti ini, pasti akan ada bargaining position di dalam pemerintahan. Koalisi bisa saja terus berlanjut jika ada hal-hal yang menjadi sebuah kesepakatan bersama antara partai-partai anggota koalisi tersebut. Jika memang sudah tidak sejalan, pasti akan terjadi perpecahan dalam koalisi itu. Dan tindakan selanjutnya pasti akan terjadi adalah adanya reshuffle atau peggantian menteri-menteri. Entah kenapa jika ada koalisi yang pecah pasti akan ada menteri dari pihak partai yang diajak koalisi yang digantikan. Jika memang benar terjadi pergantian menteri, hendakya bukan hanya sebagai salah satu bentuk ‘balas dendam’ yang dilakukan oleh pemerintah karena merasa telah dikhianati dalam berkoalisi. Pemerintah harus tetap berpandangan jernih dalam melakukan penggantian menteri-menteri. Pemerintahan SBY-Budiono yang berakhir pada tahun 2014 nanti harus tetap menjaga konsistensi mereka dalam menjalankan pemerintahan yang baik dalam rangka mensejahterakan warganya. Penggantian tersebut harus ditujukan untuk mencapai tujuan bersama, untuk mensejahterakan rakyat. Bukan untuk berbagi jabatan atau melanggengkan kekuasaan saja.
Oleh: Isna Hidayat Mahasiswa PGSD FIP UNY, dalam Harian Jogja edisi Selasa 15 Maret 2011
Stigma Sosial vs Realitas
Harga minyak dunia yang kian melambung membuat pemerintah dalam hal ini Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kalangkabut mencari solusi yang tepat untuk mengatasinya. Berbagai wacana telah digagas dan diusulkan untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satunya dengan wacana pembatasan BBM bersubsidi. Bahkan Kementrian ESDM sempat berusaha menggandeng Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk mengeluarkan fatwa haram menggunakan BBM bersubsidi bagi orang yang mampu. Suatu hal yang sebenarnyatidak ada sangkut pautnya dengan masalah agama. Kini ada wacana lagi bahwa semua Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Wakil Rakyat di seluruh Indonesia wajib menggunakan BBM non subsidi. Akankah wacana tersebut akan terlaksana atau bernasib sama dengan wacana-wacana sebelumnya yang terbengkalai tanpa adanya realisai yang jelas?
Stigma sosial yang dimiliki oleh PNS dan Wakil Rakyat yang identik dengan kalangan menengah keatas menjadi alasan munculnya wacana tersebut. Namun yang patut dipertanyakan apakah stigma tersebut memang benar?
Faktanya banyak PNS yang hidup sederhana bahkan ada pns yang sampai berhutang banyak untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Jika demikian apakah PNS dapat dikatakan termasuk dalam golongan kelas menengah keatas? Ditengah beban kehidupan yang berat, terlebih di kota-kota besar dengan tingkat biaya hidup lebih tinggi membuat para Pegawai Negeri Sipil tersebut harus mengatur keuangan mereka agar dapat mencukupi kebutuhan hidup keluarganya. Belum lagi biaya pendidikan yang dikeluarkan untuk anak-anak mereka. Meskipun pemerintah telah mengalokasikan dana yang cukup besar pada sektor pendidikan, namun hal tersebut belum dapat membebaskan warganya dari biaya pendidikan yang melambung.
Selain itu belum ada regulasi yang jelas terkait tata cara pelaksanaan dari wacana tersebut. Bayangkan saja bagaimana cara membedakan masyarakat yang merupakan PNS dan bukan PNS atau siapa yang merupakan Wakil Rakyat atau bukan Wakil rakyat? Perlukah menunjukan kartu pengenal sebelum membeli BBM.
Wacana diatas merupakan sebuah wacana yang kurang efisien untuk diterapkan dalam rangka mengatasi masalah subsidi pemerintah yang kian membengkak untuk BBM. Harga BBM non subsidi yang mencapai 2 kali lipat harga BBM bersubsidi jika dibebankan kepada semua PNS dan Wakil Rakyat tentu bukanlah sebuah pilihan yang bijak. Hal ini justru akan menambah beban kehidupan yang kian hari semakin berat. Pemerintah tidak bisa menyamaratakan kemampuan ekonomi mereka, karena tak semua PNS dan Wakil Rakyat termasuk dalam golongan menengah ke atas. Sehingga wacana tersebut harus dikaji lebih dalam lagi, jangan sampai terdapat sebuah kebijakan yang pada akhirnya justru membebani masyarakat dan bukan menjadi solusi yang tepat.
Oleh : Isna Hidayat Mahasiswa PGSD FIP UNY, dalam Harian Jogja Edisi Selasa 26 Juli 2011
Sabtu, 31 Desember 2011
Kemuliaan seorang Wanita
Beberapa waktu yang lalu dapet ilmu dari mas Pidi Winata, antara lain ada yang dikatakan bahwa kita semua adalah orang-orang pilihan. Terus ada lagi yang membuat saya tertarik yaitu “emansipasi wanita” terus googling deh ke mbah google.. dan ada sebuah artikel yang menarik hati
Check This Outtt,…..
"Kaum feminis bilang susah jadi wanita, lihat saja peraturan dibawah ini:
1. Wanita auratnya lebih susah dijaga (lebih banyak) dibanding lelaki
2. Wanita perlu meminta izin dari suaminya apabila mau keluar rumah tetapi tidak sebaliknya
3. Wanita saksinya (apabila menjadi saksi) kurang berbanding lelaki
4. Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki
5. Wanita perlu menghadapi kesusahan mengandung dan melahirkan anak
6. Wanita wajib taat kepada suaminya, sementara suami tak perlu taat pada isterinya.
7. Talak terletak di tangan suami dan bukan isteri.
8. Wanita kurang dalam beribadat karena adanya masalah haid dan nifas yang tak ada pada lelaki
9. Dll.
Itu sebabnya mereka tidak henti-hentinya berpromosi untuk "MEMERDEKAKAN WANITA ".
Pernahkah kita lihat sebaliknya (kenyataannya) ?
1. Benda yang mahal harganya akan dijaga dan dibelai serta
disimpan ditempat yang teraman dan terbaik. Sudah pasti intan tidak akan dibiar terserak bukan? Itulah bandingannya dengan seorang wanita.
disimpan ditempat yang teraman dan terbaik. Sudah pasti intan tidak akan dibiar terserak bukan? Itulah bandingannya dengan seorang wanita.
2. Wanita perlu taat kepada suami, tetapi tahukah lelaki wajib taat kepada ibunya 3 kali lebih utama daripada kepada bapaknya?
3. Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki, tetapi tahukah harta itu menjadi milik pribadinya dan tidak perlu diserahkan kepada suaminya, sementara apabila lelaki menerima warisan, ia perlu/wajib juga menggunakan hartanya untuk isteri dan anak-anak.
4. Wanita perlu bersusah payah mengandung dan melahirkan anak, tetapi tahukah bahwa setiap saat dia didoakan oleh segala makhluk, malaikat dan seluruh makhluk ALLAH di muka bumi ini, dan tahukah jika ia mati karena melahirkan adalah syahid dan surga menantinya.
5. Di akhirat kelak, seorang lelaki akan diminta pertanggungjawabannya terhadap 4 wanita, yaitu : Isterinya, ibunya, anak perempuannya dan saudara perempuannya. Artinya, bagi seorang wanita tanggung jawab terhadapnya ditanggung oleh 4 orang lelaki, yaitu : suaminya, ayahnya, anak lelakinya dan saudara lelakinya.
6. Seorang wanita boleh memasuki pintu syurga melalui pintu surga yang mana saja yang disukainya, cukup dengan 4 syarat saja, yaitu : shalat 5 waktu, puasa di bulan Ramadhan, taat kepada suaminya dan menjaga kehormatannya.
7. Seorang lelaki wajib berjihad fisabilillah, sementara bagi wanita jika taat akan suaminya, serta menunaikan tanggungjawabnya kepada ALLAH, maka ia akan turut menerima pahala setara seperti pahala orang pergi berjihad fisabilillah tanpa perlu mengangkat senjata.
Masya ALLAH ! Demikian sayangnya ALLAH pada wanita... kan ?
Masya ALLAH ! Demikian sayangnya ALLAH pada wanita... kan ?
Ingat firman Nya, bahwa mereka tidak akan berhenti melakukan segala upaya, sampai kita ikut / tunduk kepada cara-cara / perbuatan mereka. (emansipasi ala western)
Yakinlah, bahwa sebagai dzat yang Maha Pencipta, yang menciptakan kita, maka sudah pasti Ia yang Maha Tahu akan manusia, sehingga segala hukumnya / peraturannya, adalah YANG TERBAIK bagi manusia dibandingkan dengan segala peraturan/hukum buatan manusia."
Semoga Bermanfaat ^_^
Langganan:
Postingan (Atom)